Lifestyle

Melon Yubari: Buah Sultan dari Jepang yang Bikin Penasaran dan Ngiler

Melon Yubari

Jujur aja, pertama kali denger tentang Melon Yubari, yang langsung keinget itu bukan rasa atau tampilannya… tapi harganya. Gimana enggak? Di Jepang, satu pasang lifestyle melon ini bisa dilelang sampai puluhan juta rupiah. Gue sampe mikir, “Melon apaan sih ini? Isinya berlian apa gimana?”

Tapi karena penasaran, akhirnya wikipedia gue mutusin buat cari tau dan—yes—nyobain sendiri. Gak gampang memang, gak murah juga. Tapi pengalaman nyicip si “buah sultan” ini jadi salah satu momen paling absurd tapi juga paling mind-blowing dalam hidup gue. Lo bakal ngerti kenapa Jepang bisa segitunya sama buah yang satu ini.

Gimana Ceritanya Gue Bisa Nyobain Melon Yubari?

Semuanya bermula waktu gue jalan-jalan ke Hokkaido, Jepang. Nah, buat yang belum tau, Melon Yubari itu emang cuma tumbuh di Yubari, sebuah kota kecil di Prefektur Hokkaido. Jadi bisa dibilang, ini buahnya limited edition banget. Bayangin aja, cuma daerah itu yang bisa ngehasilin melon jenis ini karena faktor tanah, suhu, dan perawatannya yang bener-bener spesial.

Melon Yubari

Waktu itu gue lagi mampir ke satu pasar lokal. Di salah satu toko buah, ada satu rak mewah berisi dua buah melon dibungkus kain beludru, ditata kayak pameran. Dan harganya? 25.000 yen. Sekitar 3 juta rupiah. Buat dua biji melon.

Reaksi pertama? Gue ketawa. Tapi dalam hati pengen juga nyobain.

Untungnya, si penjual baik hati dan ngerti banget rasa penasaran turis. Dia nyediain potongan kecil buat dicicipin. Dan di situlah, hidup gue berubah.

Rasanya Kayak Apa Sih? Worth It Gak?

Pas potongan pertama masuk mulut, gue sempet bengong. Rasanya tuh… super juicy, manisnya bukan kayak gula buatan, tapi manis alami yang lembut banget, kayak madu cair yang meresap dalam daging buahnya. Teksturnya? Lumer di mulut, literally.

Dan yang paling gila, aftertaste-nya itu long lasting, kayak ada aroma khas yang nggak ilang-ilang dari langit-langit mulut. Gue bukan sommelier buah ya, tapi kalau harus jujur: ini bukan sekadar melon. Ini tuh kayak… buah fine dining versi natural.

Worth it? Kalau lo ngarep beli sekilo buat jus tiap hari sih obviously nggak. Tapi buat pengalaman sekali seumur hidup, yes, it’s worth it—apalagi kalau lo emang pecinta buah dan suka nyobain makanan unik.

Apa Sih yang Bikin Melon Yubari Bisa Semahal Itu?

Melon Yubari

Jadi gini, Melon Yubari itu gak kayak buah-buahan biasa yang ditanam massal. Prosesnya tuh kayak ngebesarin anak raja.

  1. Pemilihan Benih Super Ketat: Cuma benih tertentu yang dipake, dan itu dipilih secara manual.

  2. Satu Tangkai, Satu Buah: Setiap pohon melon cuma dibiarkan punya satu buah aja, biar semua nutrisi fokus ke satu itu.

  3. Perawatan Ala Spa: Mereka diselimutin, dikasih topi buat lindungin dari sinar matahari langsung, dan dicek rutin kek kesehatannya.

  4. Panen Manual & Penilaian Ketat: Sebelum dijual, melon-melon ini dicek bentuk bulatnya, jaring kulitnya, beratnya, sampe tingkat kematangan aroma.

Dan gak semua Melon Yubari harganya setinggi langit. Cuma yang masuk kategori “perfect” aja yang dilelang sampai ratusan ribu yen. Sisanya ya ada yang dijual eceran dengan harga lebih terjangkau. Gue pernah nemu satu irisan kecil seharga 1000 yen di satu kafe di Sapporo.

Pelajaran dari Si Melon Mewah Ini

Gue gak cuma dapet rasa yang enak dari pengalaman ini, tapi juga pelajaran hidup. Jepang tuh punya cara menghargai produk mereka dengan cara merawat, menghormati proses, dan memanusiakan kerja keras petani. Dan itu kebawa sampe ke pengalaman makan buah.

Melon Yubari itu kayak simbol dari apa yang bisa lo dapet kalo lo totalitas. Mereka gak main-main. Dari tanam sampe jual, semua dipikirin. Lo bisa rasa effort-nya dari gigitan pertama.

Dan yang paling ngena buat gue: kadang sesuatu itu layak dihargai bukan karena hasilnya doang, tapi juga karena prosesnya.

Tips Buat Lo yang Pengen Nyicip Melon Yubari

Melon Yubari

Kalau lo ada rencana ke Jepang (terutama ke Hokkaido), atau nemu toko buah Jepang yang jual versi slice-nya, nih beberapa tips dari gue:

  1. Coba Beli Per-Irisan Dulu: Daripada langsung beli sebiji (dan bangkrut), lebih baik coba yang udah diiris. Banyak kafe atau department store yang jual versi ini.

  2. Datang di Musim Panen: Waktu terbaik itu sekitar Juni–Agustus, pas panen raya. Rasa dan stoknya lagi bagus-bagusnya.

  3. Jangan Buru-buru Makan: Melon ini makin enak kalau didiamin dulu beberapa jam setelah dikeluarin dari kulkas. Suhunya ngaruh ke rasa.

  4. Cek Label “Yubari King” Asli: Hati-hati sama tiruan. Melon Yubari asli punya label sertifikat dan kode produksi.

Penutup: Kalau Bisa Punya Wishlist Buah, Ini Masuk Daftar Teratas

Lo tau gak? Sejak nyobain Melon Yubari itu, gue jadi lebih menghargai buah. Sekarang kalau makan melon biasa di rumah, gue suka auto bandingin, terus senyum sendiri sambil bilang, “Hmm… ini bukan Yubari sih, tapi ya udah lah.

Pengalaman ini ngajarin gue soal rasa, kualitas, dan gimana sebuah budaya bisa bikin sesuatu yang sederhana jadi luar biasa.

Baca Juga Artikel Ini: Titiek Puspa: Perempuan Tangguh di Balik Lirik yang Tak Lekang Waktu

Author