Pernah Cuan, Pernah Boncos: Kisah Saya Belajar Dunia Kripto

Dunia Kripto, saya pertama kali denger kripto tahun 2017. Tapi waktu itu saya cuma nganggepnya “kayak saham tapi digital.” Nggak ngerti cara belinya, apalagi istilah kayak blockchain, wallet, atau gas fee.
Lalu datang pandemi, dan banyak teman saya mulai main Dunia Kripto. Timeline media sosial penuh orang posting “cuan dari DOGE”, “naik 300% dalam seminggu”, “kaya dari altcoin micin.” Saya yang cuma rebahan dan bosan di rumah mulai tergoda.
Dan ya… saya akhirnya install aplikasi exchange, deposit uang pertama saya (nominalnya kecil banget sih, 500 ribu), dan beli XRP, karena katanya “lagi hype”.
Article Contents
- 1 Awalnya Cuma Penasaran: “Masa Bisa Kaya dari Bitcoin?”
- 1.0.1 Rasanya: Ngeri-ngeri Sedap, Apalagi Pas Harga Anjlok
- 1.0.2 Belajar Lagi dari Nol: Bukan Sekadar “Beli Murah Jual Mahal”
- 1.0.3 Kesalahan yang Saya Lakukan (dan Jangan Kamu Ulangi)
- 1.0.4 ❌ Masuk Tanpa Riset
- 1.0.5 ❌ Nggak Punya Strategi Exit
- 1.0.6 ❌ Nggak Pakai Cold Wallet
- 1.0.7 ❌ Nggak Siap Mental
- 1.0.8 Momen yang Mengubah Pandangan Saya
- 1.0.9 Saya Mulai Bikin Strategi Sendiri
- 1.0.10 Beberapa Tools dan Platform yang Ngebantu Saya
- 1.0.11 Dunia Kripto Itu Lebih Luas dari Sekadar Trading
- 1.0.12 Tips Buat Kamu yang Mau Masuk Dunia Kripto (Tapi Takut)
- 1.0.13 Penutup: Kripto Bukan Jalan Pintas, Tapi Jalan Baru
- 1.1 Author
Awalnya Cuma Penasaran: “Masa Bisa Kaya dari Bitcoin?”
Rasanya: Ngeri-ngeri Sedap, Apalagi Pas Harga Anjlok
Beberapa hari setelah beli XRP, harganya naik 20%. Saya senang banget. Rasanya kayak jenius finansial. Tapi kemudian, dalam satu malam… jebret. Turun 30%. Saya panik, langsung jual rugi. Bener-bener boncos perdana.
Dari situ saya belajar:
Dunia Kripto volatile banget
Jangan beli cuma karena ikut-ikutan
Kalau nggak punya rencana, bakal kayak kapal tanpa arah
Saya sempat trauma, uninstall aplikasinya. Tapi anehnya, 2 minggu kemudian… install lagi. 🤷
Belajar Lagi dari Nol: Bukan Sekadar “Beli Murah Jual Mahal”
Saya sadar, saya terlalu buru-buru. Jadi saya mulai pelan-pelan belajar:
Apa itu blockchain?
Kenapa Bitcoin terbatas cuma 21 juta?
Apa bedanya coin dan token?
Gimana cara kerja mining dan staking?
Saya juga mulai ikutan forum dan komunitas, baca whitepaper proyek Dunia Kripto, dan pelan-pelan ngerti bahwa kripto itu bukan skema cepat kaya, tapi teknologi yang punya potensi luar biasa — kalau dipahami.
Kesalahan yang Saya Lakukan (dan Jangan Kamu Ulangi)
❌ Masuk Tanpa Riset
Saya asal beli coin yang lagi trending di TikTok. Padahal banyak yang cuma proyek iseng atau scam.
❌ Nggak Punya Strategi Exit
Saya cuma fokus “kapan beli”, tapi lupa mikirin “kapan jual”. Akibatnya? Greedy terus dan akhirnya rugi.
❌ Nggak Pakai Cold Wallet
Semua coin saya taruh di exchange. Padahal, buat penyimpanan jangka panjang, lebih aman pakai wallet pribadi.
❌ Nggak Siap Mental
Saya sempat tidur nggak nyenyak karena harga coin turun terus. Dunia Kripto bisa bikin kamu emosional kalau nggak siap.
Momen yang Mengubah Pandangan Saya
Satu waktu, saya investasi kecil di proyek DeFi (Decentralized Finance). Saya ikutin semua prosedur, staking tokennya, dan dapat reward harian.
Awalnya cuan, tapi… tiba-tiba proyek itu ditinggal developer-nya (alias rug pull). Uang saya hilang total. Sakit hati? Banget. Tapi dari situ saya belajar:
“Di dunia kripto, bukan cuma harga yang bisa turun. Proyeknya bisa hilang juga.”
Itu pelajaran paling mahal, tapi juga paling membuka mata. Saya jadi makin hati-hati.
Saya Mulai Bikin Strategi Sendiri
Akhirnya saya bikin sistem pribadi:
Hanya invest uang yang siap hilang
Bagi portofolio: 60% coin besar (BTC, ETH), 30% altcoin mid-cap, 10% “high-risk micin”
Pakai 2 wallet: hot wallet untuk trading, cold wallet buat simpan
Disiplin DCA (Dollar Cost Averaging): beli rutin mingguan tanpa peduli naik turun
Take profit bertahap: begitu untung 30%, ambil modal dulu
Dan yang paling penting: saya berhenti liatin chart tiap jam. Mental saya jauh lebih sehat, dikutip dari laman resmi cnbcindonesia.
Beberapa Tools dan Platform yang Ngebantu Saya
Kalau kamu baru mulai, ini beberapa tools yang saya pakai (dan rekomen):
Coinmarketcap / Coingecko: buat cek harga dan info proyek
Trust Wallet / MetaMask: dompet digital yang user-friendly
TradingView: buat analisa chart
Binance / Tokocrypto / Pintu: platform beli-jual yang aman
DefiLlama / DappRadar: buat lacak aplikasi DeFi
Dunia Kripto Itu Lebih Luas dari Sekadar Trading
Sekarang saya mulai tertarik ke:
NFT (Non-Fungible Token)
Saya bikin koleksi sendiri, jualan digital art walau masih iseng-iseng.Play-to-Earn (GameFi)
Game kayak Axie Infinity sempat booming. Saya coba, lumayan seru meskipun udah nggak se-hype dulu.DAO (Decentralized Autonomous Organization)
Organisasi berbasis komunitas, voting keputusan lewat token. Ini keren banget menurut saya, karena demokratis.
Tips Buat Kamu yang Mau Masuk Dunia Kripto (Tapi Takut)
Jangan FOMO
Kalau ada orang pamer cuan, ingat: mereka nggak cerita saat boncos.Mulai dari Nominal Kecil
Jangan langsung all-in. Tes air dulu sebelum berenang jauh.Wajib Riset
Minimal baca tentang proyeknya, roadmap, siapa developernya.Hati-Hati Penipuan
Kripto penuh skema cepat kaya. Kalau kedengarannya terlalu bagus, mungkin itu scam.Pilih Exchange yang Legal dan Aman
Pastikan platform tempat kamu beli kripto diawasi regulator (di Indonesia: Bappebti).
Penutup: Kripto Bukan Jalan Pintas, Tapi Jalan Baru
Setelah hampir 3 tahun di dunia kripto, saya bisa bilang:
“Dunia Kripto itu bukan buat semua orang, tapi semua orang harus tahu tentang kripto.”
Karena cepat atau lambat, teknologi blockchain akan jadi bagian dari hidup kita. Bisa di sistem pembayaran, logistik, data medis, bahkan pemerintahan.
Saya nggak nyuruh kamu langsung beli Bitcoin. Tapi mulailah belajar. Biar kamu nggak kaget saat dunia berubah.
Baca Juga Artikel dari: Mengenal Inner Child: Cara Berdamai dengan Luka Lama
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Technology