Split Fiction: Game Interaktif dengan Cerita Bercabang yang Bikin Ketagihan

Jujur, pertama kali dengar nama Split Fiction, saya agak bingung. Dari judulnya, saya kira ini semacam novel interaktif atau mungkin film interaktif. Tapi ternyata, ini adalah sebuah game yang benar-benar beda dari yang pernah saya coba. Game ini menggabungkan elemen puzzle, cerita bercabang, dan strategi.
Awal main, rasanya campur aduk. Ada rasa kagum karena grafisnya unik, tapi juga bingung karena banyak pilihan yang harus dipikirin. Dan di situlah saya mulai sadar, bahwa keseruan game ini bukan cuma soal gameplay, tapi juga soal bagaimana kita membuat keputusan di dalamnya.
Article Contents
Keseruan Bermain Game Split Fiction
Kalau ngomongin soal keseruan, Split Fiction itu kayak roller coaster emosi. Kadang bikin ketawa, kadang bikin kesel, dan sering kali bikin penasaran. Ceritanya nggak linear. Setiap pilihan kecil bisa ngubah jalan cerita besar. Jadi main sekali aja nggak cukup. Saya pribadi udah ngulangin beberapa kali hanya untuk lihat bagaimana jalan cerita bisa berbeda Steam .
Yang paling bikin saya nagih adalah sensasi “apa yang bakal terjadi kalau saya pilih opsi ini?”. Mirip kayak ngobrol sama teman, lalu setiap jawaban kita bisa bikin percakapan berubah arah.
Keseruan lainnya ada di puzzle yang diselipkan di tengah cerita. Puzzle ini nggak sekadar tempelan, tapi nyambung banget dengan alur cerita. Misalnya, saya harus nyelesaiin kode supaya karakter bisa kabur dari ruangan. Rasanya deg-degan, apalagi kalau waktu di dalam game berjalan cepat.
Apa yang Membuat Split Fiction Disukai?
Kalau menurut saya, ada tiga hal besar kenapa Split Fiction gampang disukai gamer:
Cerita bercabang yang nggak membosankan
Beda sama game linear, Split Fiction bikin kita merasa jadi penulis sekaligus pemain. Setiap keputusan bikin pengalaman jadi personal.Grafis dan suasana yang unik
Visualnya nggak terlalu realistis, malah agak artistik. Tapi justru itu yang bikin beda. Warna dan pencahayaan dipakai buat menggambarkan mood cerita.Replay value tinggi
Serius, ini salah satu game yang bikin saya rela ngulang berkali-kali. Bukan karena gagal, tapi karena penasaran sama ending lain.
Kalau dipikir-pikir, mirip kayak nonton film favorit. Walau udah tau jalan ceritanya, tetap aja kita mau nonton ulang.
Tips Bermain Game Split Fiction
Saya bukan pro gamer, tapi setelah beberapa kali main, saya punya beberapa tips yang mungkin bisa membantu:
Jangan buru-buru ambil keputusan
Kadang pilihan terlihat sepele, tapi efeknya besar. Ambil waktu sebentar buat mikir.Catat jalur cerita
Kalau kamu tipe yang suka explore semua ending, bikin catatan kecil biar tahu jalur mana yang udah dicoba.Nikmati puzzle, jangan frustrasi
Puzzle di game ini kadang tricky. Kalau stuck, coba lihat petunjuk kecil yang biasanya tersembunyi di dialog atau latar tempat.Main lebih dari sekali
Game ini emang didesain untuk diulang. Jadi jangan berhenti di satu ending aja.
Keunikan dari Game Split Fiction
Keunikan paling mencolok adalah kombinasi antara cerita interaktif dan gameplay puzzle. Biasanya game interaktif cuma ngandelin cerita, tapi Split Fiction nambahin elemen strategi dan logika.
Selain itu, gaya visualnya juga unik. Rasanya kayak masuk ke dunia komik hidup. Karakter-karakternya punya ekspresi yang kuat, tapi tetap sederhana.
Hal lain yang saya suka adalah soundtrack-nya. Musiknya benar-benar ngikutin mood cerita. Waktu tegang, musiknya bisa bikin merinding. Waktu santai, musiknya adem banget.
Tantangan dalam Bermain Split Fiction
Nggak semua hal manis, tentu ada tantangannya juga. Saya pribadi pernah frustrasi pas puzzle level pertengahan. Butuh hampir 30 menit buat nyelesaiin satu teka-teki. Sempat pengen nyerah, tapi setelah berhasil, rasanya puas banget.
Tantangan lain adalah menahan rasa penasaran. Setiap kali selesai satu jalur cerita, otak saya langsung mikir: “Kalau pilih yang satunya tadi, ending-nya gimana ya?” Akhirnya waktu yang harusnya cuma main sebentar, jadi berjam-jam.
Buat beberapa orang, tantangan ini bisa jadi kelemahan, karena mereka nggak sabar ngulang. Tapi buat saya pribadi, justru itu yang bikin game ini istimewa.
Review Game Split Fiction (Versi Jujur)
Kalau saya kasih nilai, mungkin di angka 8,5 dari 10.
Positif: Cerita bercabang, replay value tinggi, puzzle seru, grafis unik, musik keren.
Negatif: Kadang puzzle terlalu bikin frustrasi, pilihan dialog tertentu terasa kurang jelas, dan ada momen loading yang agak lama.
Tapi secara keseluruhan, Split Fiction berhasil kasih pengalaman berbeda dari game lain. Ini bukan game buat semua orang, terutama kalau kamu nggak suka mikir panjang. Tapi kalau suka cerita, strategi, dan sedikit tantangan, saya rasa kamu bakal jatuh cinta.
Split Fiction dan Komunitas Gamer
Yang sering terlupakan saat bahas sebuah game adalah komunitas di baliknya. Nah, Split Fiction ternyata punya basis pemain yang lumayan aktif. Waktu pertama kali saya stuck di salah satu puzzle, saya iseng nyari di forum. Eh, ternyata banyak juga orang yang ngalamin hal yang sama. Ada yang ngasih clue tanpa spoiler, ada juga yang nyodorin teori konspirasi tentang ending tertentu.
Bagi saya, interaksi ini bikin main game jadi lebih hidup. Rasanya kayak punya teman ngobrol setelah nonton film, tapi versi gamenya. Bahkan, saya sempat ketawa sendiri waktu baca komentar orang yang bilang ending tertentu bikin mereka “galau seminggu”. Saya pikir saya yang terlalu baper, ternyata banyak juga yang senasib.
Kalau kamu tipe gamer yang suka diskusi, saya sarankan untuk ikut komunitas ini. Bukan cuma bantu nyelesaiin puzzle, tapi juga bikin pengalaman main lebih dalam.
Perbandingan Split Fiction dengan Game Sejenis
Saya pernah main beberapa game interaktif lain, sebut saja Detroit: Become Human atau Life is Strange. Dua game itu jelas punya kualitas sinematik tinggi. Tapi Split Fiction tetap punya daya tarik sendiri.
Bedanya, kalau Detroit atau Life is Strange berfokus pada narasi sinematik yang realistis, Split Fiction lebih condong ke arah eksperimen cerita bercabang dengan sentuhan puzzle. Jadi bukan sekadar pilih opsi, tapi juga harus aktif berpikir.
Kalau diibaratkan makanan, Detroit itu kayak steak premium dengan plating mewah, Life is Strange kayak dessert manis yang bikin nagih, sedangkan Split Fiction lebih mirip makanan rumahan kreatif: sederhana tapi ada bumbu unik yang bikin kita terus pengen tambah.
Baca fakta seputar : Gaming
Baca juga artikel tentang : Ace Racer: Pengalaman Balap Virtual yang Bikin Ketagihan dan Penuh Adrenalina