Culture

Keindahan Tari Serampang Dua Belas: Pesona Tradisi yang Tak Tergantikan

Tari Serampang Dua Belas

Aku masih ingat banget waktu pertama kali nonton Tari Serampang Dua Belas di sebuah pertunjukan budaya di Medan, Sumatera Utara. Awalnya, aku kira ini cuma tarian daerah biasa—yang gerakannya repetitif dan terlalu formal. Tapi begitu musik khas Melayu itu mulai mengalun, dan penarinya melangkah masuk dengan senyum ramah dan gerakan anggun… wah, langsung terpukau.

Yang menarik, tarian ini nggak cuma soal gerakan, tapi punya alur cerita. Iya, kayak drama kecil yang dibawakan lewat gerakan tubuh. Tarian ini bercerita tentang proses percintaan muda-mudi Melayu, dari pertemuan, pendekatan, sampai pernikahan. Dan semua itu digambarkan dalam 12 bagian gerakan. Unik banget kan?

Keindahan Seni Tari Serampang Dua Belas

Keindahan Seni Tari Serampang Dua Belas

Yang bikin aku jatuh hati pada tarian ini adalah  cultured   keharmonisan antara musik dan gerakannya. Ada semacam energi lembut dan penuh rasa hormat dalam setiap langkah penarinya. Kostumnya juga cantik, nuansa Melayu banget—sarung songket, baju kurung, dan tanjak untuk penari pria. Warna-warna yang dipakai cerah, tapi tetap elegan.

Setiap gerakan seolah mengajak penonton menyelami kisah cinta klasik yang penuh tata krama. Gerakan seperti “menyulam kasih” dan “menyatakan cinta” tuh bukan cuma nama gerakan, tapi beneran terlihat dalam cara mereka berjalan, melirik, dan memberi isyarat.

Ini bukan tarian yang sekadar pamer skill, tapi tarian yang menghidupkan nilai-nilai budaya, sopan santun, dan romantisme yang sehat. Pas nonton, aku sempat mikir, “Duh, generasi sekarang kudu liat ini sih, biar ngerti cara mendekati orang dengan elegan dan penuh rasa hormat.”

Mengapa Tari Serampang Dua Belas Layak Dilestarikan

Kadang aku sedih ya, liat budaya lokal yang makin lama makin tergerus tren luar. Tari Serampang Dua Belas ini termasuk yang terancam punah kalau nggak ada yang peduli. Padahal, tarian ini punya nilai-nilai luhur dan karakter bangsa Melayu yang harusnya jadi kebanggaan.

Kenapa layak dilestarikan? Nih ya, aku rangkum beberapa alasannya:

  • Representasi Budaya Melayu: Tari ini berasal dari daerah Serdang (sekarang Sumatera Utara), dan jadi cerminan nilai-nilai lokal seperti kesopanan, cinta kasih, serta kearifan dalam menjalin hubungan.

  • Sarana Pendidikan Budaya: Banyak sekolah dan sanggar yang mulai mengajarkan tari ini untuk memperkenalkan etika dan tradisi dalam bentuk seni.

  • Potensi Wisata Budaya: Bayangin kalau tarian ini dibawakan di pentas internasional—bisa banget jadi daya tarik pariwisata budaya Indonesia!

  • Warisan Tak Benda: Ini adalah kekayaan tak ternilai yang nggak bisa diukur cuma dari uang. Kalau hilang, ya hilang selamanya.

Aku pernah ikut workshop budaya di Medan, dan salah satu gurunya bilang, “Melestarikan budaya itu bukan hanya menonton, tapi juga memahami, mengajarkan, dan mempraktikkannya.” Kena banget tuh.

Tari Serampang Dua Belas di Mata Dunia

penari menarikan tarian serampang dua belas

Ngomong-ngomong, kamu tahu nggak kalau Tari Serampang Dua Belas ini pernah tampil di berbagai event budaya internasional?

Di acara seperti Festival Budaya ASEAN, tarian ini cukup sering ditampilkan. Dan, komentar dari penonton luar negeri tuh selalu positif. Mereka bilang gerakannya elegan, musiknya indah, dan kisah cintanya bikin senyum-senyum sendiri. Bahkan di Malaysia, tarian ini juga dikenal karena akar budaya Melayu yang kita sama-sama miliki.

Menurutku pribadi, ini adalah salah satu soft power Indonesia. Lewat tarian, kita bisa mengenalkan nilai-nilai luhur, romantisme yang sopan, hingga filosofi hidup orang Melayu. Dunia tuh tertarik kok dengan hal-hal autentik, dan Tari Serampang Dua Belas adalah salah satu yang paling autentik dari kita.

Tantangan dan Harapan untuk Masa Depan

Tapi, tentu saja nggak semua semanis gerakan penari di panggung. Realitanya, generasi muda makin jarang tahu bahkan mendengar nama tari ini. Banyak sanggar tutup karena nggak ada murid, dan guru-guru tari kehabisan semangat karena kurang dukungan.

Jujur, aku juga dulu nggak tahu banyak. Baru sadar pentingnya setelah ikut festival budaya dan ketemu orang-orang yang sepenuh hati memperjuangkan tarian ini.

Menurutku, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan biar Tari Serampang Dua Belas tetap hidup:

  1. Digitalisasi dan Sosialisasi di Medsos
    Bayangin kalau ada TikTok challenge pakai gerakan tari ini. Bisa jadi cara asyik buat ngenalin tarian ke generasi muda.

  2. Masuk Kurikulum Lokal
    Sekolah-sekolah di Sumatera Utara atau Riau bisa masukkan tarian ini dalam ekstrakurikuler wajib.

  3. Kolaborasi dengan Seni Modern
    Coba padukan elemen tari Serampang Dua Belas dengan musik modern atau visual kontemporer. Siapa tahu bisa masuk festival seni internasional.

  4. Pelatihan Guru Tari
    Pemerintah daerah bisa bantu pelatihan guru agar lebih siap mengajar anak-anak muda dengan cara yang fun dan relevan.

Pelajaran dari Serampang Dua Belas

Setiap kali nonton Tari Serampang Dua Belas, aku belajar satu hal penting—cinta yang baik itu penuh hormat, sabar, dan penuh proses. Dan nilai-nilai itu terasa banget di tiap gerakan tarian ini.

Tari ini bukan cuma warisan budaya, tapi juga pengingat cara manusia menjalin hubungan dengan elegan dan tulus. Di zaman yang serba cepat ini, Serampang Dua Belas mengajak kita melambat, merenung, dan menghargai proses.

Aku sih berharap, lebih banyak orang Indonesia yang kenal dan bangga pada tarian ini. Karena budaya bukan cuma untuk ditonton, tapi juga untuk dijaga, diajarkan, dan dirayakan.

Peran Komunitas dalam Pelestarian Tari Serampang Dua Belas

Selain upaya dari pemerintah dan sekolah, komunitas lokal juga punya peran besar dalam pelestarian Tari Serampang Dua Belas. Di berbagai daerah seperti Sumatera Utara dan Riau, komunitas seni sering kali menjadi garda terdepan dalam menjaga keberlanjutan tarian ini. Mereka mengadakan pertunjukan rutin, pelatihan tari, dan festival budaya lokal yang tidak hanya menarik minat masyarakat, tapi juga memperkenalkan tarian ini ke generasi muda.

Komunitas-komunitas ini sering bekerja sama dengan sanggar seni, di mana anak-anak muda dilatih untuk memahami tidak hanya gerakan tari, tetapi juga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tarian ini, yang bercerita tentang proses cinta yang tulus dan penuh pengorbanan, dapat mengajarkan banyak hal kepada generasi yang lebih muda tentang pentingnya kesabaran dalam hubungan, memiliki nilai-nilai dalam cinta, dan yang terpenting, menghargai proses.

Lebih dari sekadar seni pertunjukan, komunitas-komunitas ini juga sering menggelar workshop yang mengajarkan masyarakat tentang cara-cara menyimpan, melestarikan, dan mengembangkan warisan budaya ini dengan cara yang relevan di zaman sekarang.

Potensi Tari Serampang Dua Belas sebagai Daya Tarik Wisata Budaya

Seni budaya sering kali menjadi daya tarik wisata yang sangat efektif dalam meningkatkan ekonomi lokal. Melalui festival budaya dan pertunjukan tari yang memadukan seni tradisional dan modern, Tari Serampang Dua Belas bisa menjadi bagian dari pemasaran pariwisata yang mengangkat kekayaan budaya Indonesia.

Beberapa tempat wisata di Sumatera Utara atau Riau, misalnya, sudah mulai menggabungkan tarian ini dalam agenda tahunan mereka. Festival Serampang Dua Belas, yang menampilkan penari-penari profesional dan komunitas seni lokal, bisa menjadi ajang yang menarik bagi wisatawan baik lokal maupun internasional.

Ke depannya, tari ini bisa lebih diperkenalkan lewat paket wisata budaya yang melibatkan penonton dalam pelatihan tari atau interaksi langsung dengan para penari. Dengan demikian, wisatawan tidak hanya melihat pertunjukan, tetapi juga bisa belajar sedikit tentang seni tari yang mengandung pesan moral dan filosofis.

Kesan yang Dapat Diambil dari Tari Serampang Dua Belas

Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari Tari Serampang Dua Belas, baik itu dari sisi budaya maupun kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah pentingnya untuk selalu menjaga keselarasan dalam hubungan sosial. Begitu juga dalam kehidupan cinta, yang meskipun penuh tantangan, harus tetap dijalani dengan penuh kesopanan dan rasa hormat terhadap orang lain.

Gerakan tari yang penuh arti, dengan langkah-langkah yang dilakukan secara berurutan, seolah mengajarkan kita bahwa setiap langkah dalam hidup, apalagi dalam hubungan, haruslah dilakukan dengan penuh pertimbangan, tidak terburu-buru, dan selalu menghargai setiap proses yang ada.

Tari ini bukan hanya tentang gerakan tubuh, tetapi juga tentang bagaimana kita harus menghargai setiap tahap dalam kehidupan. Cinta tidak bisa dipaksakan, dan harus dihargai dalam setiap bentuk dan tahapannya. Ada kesabaran, keikhlasan, dan kesopanan dalam setiap gerakan yang menggambarkan bagaimana kita mendekati orang yang kita cintai.

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Tari Setudung Sedulang: Keindahan dan Filosofi dalam Gerak dan Irama 2025 disini

Author