Movie

Mickey 17: Film Sci-Fi Bong Joon-ho yang Bikin Mikir dan Merinding 2025!

Mickey 17

Jadi begini, Mickey 17 adalah film sci-fi terbaru yang diadaptasi dari novel Mickey7 karya Edward Ashton. Film ini disutradarai oleh Bong Joon-ho, yang sebelumnya ngehits banget lewat Parasite. Dari awal dengar proyek ini, ekspektasi saya langsung tinggi. Dan emang bener sih, film ini bukan sekadar petualangan luar angkasa biasa.

Tokoh utamanya, Mickey Barnes (diperankan oleh Robert Pattinson—yes, si Batman terbaru), adalah seorang “Expendable.” Artinya? Dia semacam kloning manusia yang dikirim untuk misi-misi berbahaya… dan bisa mati kapan saja. Tapi tiap kali mati, tubuh barunya dicetak ulang, dan memorinya di-upload. Jadi kayak punya nyawa tak terbatas, tapi tetap aja: setiap kematian itu menyakitkan dan membekas secara emosional.

Di titik tertentu, Mickey versi lama ternyata belum mati waktu Mickey baru dicetak. Dari sini konflik internal dan eksistensialnya makin rumit. Siapa yang sebenarnya punya hak hidup? Siapa Mickey yang “asli”? Nah loh!

Mengapa Wajib Menonton Mickey 17?

keseruan film mickeky 17

Buat kamu pecinta sci-fi yang doyan mikir,movie Mickey 17 itu wajib banget ditonton. Nggak cuma penuh efek visual yang cakep, tapi juga mengajak kita bertanya soal identitas, arti hidup, dan seberapa berharganya nyawa manusia. Film ini bukan sekadar tontonan luar angkasa, tapi semacam filosofi hidup dibungkus dalam pesawat luar angkasa.

Dan karena disutradarai Bong Joon-ho, jelas ada lapisan sosial-politik juga. Saya suka gimana film ini nunjukin ketimpangan antara manusia yang bisa dikorbankan dan mereka yang berkuasa. Ini tuh bukan sci-fi kosong yang cuma jualan ledakan dan alien, tapi benar-benar punya substance.

Oh ya, plus satu lagi alasan kuat: Robert Pattinson di sini mainnya keren banget. Nggak ada lagi tuh image “vampir ganteng.” Di sini dia benar-benar tampil beda, kelihatan rapuh tapi juga punya tekad kuat buat memperjuangkan hidupnya.

Pengalaman Nonton Mickey 17: Dikasih Sci-Fi, Dapat Juga Perasaan Campur Aduk

Waktu saya nonton Mickey 17, jujur awalnya saya mikir ini bakal kayak film Passengers atau Interstellar. Tapi ternyata, ini beda. Rasanya tuh kayak nonton Black Mirror versi panjang, digabung The Martian, tapi ditulis oleh orang yang lagi galau berat tentang arti hidup.

Saya nonton di bioskop dengan suasana yang tenang dan lampu agak remang, dan sumpah… beberapa adegan bikin saya diam cukup lama. Bukan karena bosen, tapi karena otak saya lagi proses semua yang baru aja ditampilkan. Mikir, “Kalau aku di posisi Mickey, sanggup nggak ya?”

Ada satu momen di tengah film yang bikin saya nyaris nangis, bukan karena sedih banget, tapi karena relate banget sama perasaan tidak dihargai walau udah berkorban habis-habisan. Padahal kita semua pernah ngerasa kayak gitu kan, apalagi dalam pekerjaan?

Karakter Film Mickey 17: Kompleks dan Penuh Lapisan

Karakter utama Film Mickey 17

Selain Mickey (yang ada lebih dari satu, heboh deh pokoknya), ada juga karakter pendukung yang bikin cerita makin hidup.

  • Helena: Pasangannya Mickey, punya pandangan keras soal misi, tapi juga punya hati. Aktingnya solid, bikin konflik jadi makin dalam.

  • Kolonel Marshall: Karakter militer yang keras kepala, punya kuasa besar dan jadi semacam penentu nasib Mickey. Ini karakter yang bikin kita mikir, “Apakah pemimpin selalu benar?”

  • Klone Mickey lainnya: Ini yang unik. Setiap Mickey meskipun kloning, ternyata punya respon emosional dan sudut pandang yang berbeda. Di sinilah film ini mainkan psikologi dan bikin kita merenung.

Film ini bukan soal pahlawan super, tapi soal orang biasa yang nyawanya dianggap murah—dan gimana dia melawan sistem itu.

Keseruan Film Mickey 17: Bukan Sekadar Ledakan dan CGI

Kalau kamu suka film sci-fi yang penuh aksi, tenang, Mickey 17 tetap punya adegan-adegan tegang dan penuh ketegangan. Tapi yang bikin film ini seru adalah: ketegangannya bukan dari “monster datang” atau “planet meledak,” tapi dari konflik antar manusia dan pikiran.

Ada banyak momen “OMG” yang bukan karena jump scare, tapi karena twist naratif. Kayak, tiba-tiba kamu sadar: yang kamu dukung dari awal, ternyata bukan sosok yang sepenuhnya benar.

Saya pribadi merasa ini salah satu film sci-fi paling unik dalam beberapa tahun terakhir. Nggak semua orang mungkin bakal langsung suka, apalagi kalau berharap film popcorn ringan. Tapi buat yang mau tantangan pemikiran dan emosi, ini luar biasa.

Mickey 17, Film yang Bikin Lo Mikir Jauh Setelah Credits

Mickey 17 bukan cuma film. Ini pengalaman. Jenis tontonan yang setelah selesai bikin lo diem, bengong, dan mulai mempertanyakan hidup lo sendiri.

Film ini bukan buat semua orang, tapi buat yang siap mikir dan terbuka soal isu etika, eksistensi, dan nilai hidup manusia—ini masterpiece. Kalau kamu suka Arrival, Blade Runner 2049, atau Ex Machina, ini bakal cocok banget.

Dan hey, film ini juga bukti kalau Robert Pattinson udah jauh dari bayang-bayang Twilight. Ini dia tampil dewasa, kompleks, dan sangat manusiawi.

Pesan Moral yang Terselip di Balik Film Mickey 17

Satu hal yang bikin saya paling nempel setelah nonton Mickey 17 adalah pesan moralnya. Film ini nggak cuma ngajak kita mikirin teknologi dan masa depan umat manusia, tapi juga menyentuh soal harga diri, kesetaraan, dan nilai kemanusiaan. Di dunia Mickey, nyawa dia itu kayak disposable. Tapi dia tetap berjuang supaya dianggap sebagai individu, bukan sekadar alat.

Buat saya pribadi, ini semacam tamparan halus. Dalam kehidupan nyata pun, kadang kita ngerasa kayak “Mickey” — dikorbankan demi kepentingan orang lain, nggak dihargai, dan terus diulang-ulang dalam rutinitas yang sama. Tapi seperti Mickey, kita tetap punya pilihan buat melawan, atau setidaknya mempertanyakan sistem yang ngebelenggu kita.

Gaya Penyutradaraan Bong Joon-ho yang Khas dan Menggugah

Kalau kamu pernah nonton film Parasite, kamu pasti tahu kalau Bong Joon-ho bukan sutradara biasa. Di Mickey 17, dia lagi-lagi berhasil menyuguhkan kisah kompleks dengan visual yang indah tapi tetap bikin resah. Nuansa kelam, sinematografi megah, serta cara dia menyisipkan humor satir, semuanya bikin film ini terasa padat tapi tetap menghibur.

Gaya bertutur Bong Joon-ho tuh khas banget. Dia bisa gabungkan genre sci-fi, drama psikologis, dan thriller politik dalam satu paket tanpa bikin penonton bingung. Bahkan, adegan yang tampaknya simpel bisa berubah jadi simbolik dan dalam banget kalau diperhatiin baik-baik. Nggak heran sih kalau film ini langsung ditunggu banyak kritikus dari awal diumumin produksinya.

Akhir Cerita yang Menggugah dan Bikin Mikir Lama

Tanpa ngasih spoiler, saya cuma bisa bilang: ending Mickey 17 bukan tipe ending yang semua orang bakal sepakat suka. Tapi justru karena itu, film ini jadi bahan diskusi yang asyik. Saya dan temen yang nonton bareng bisa debat setengah jam cuma gara-gara tafsir akhir film ini beda-beda.

Dan menurut saya itu nilai tambah. Bukan sekadar nonton lalu selesai. Tapi nonton, mikir, refleksi. Seperti nonton cermin, tapi cerminnya nyentuh otak dan hati sekaligus.

Baca juga artikel meanrik lainnya tentang Toy Story 4: Ketika Mainan Mengajarkan Arti Hidup dan Perpisahan disini

Author